HIDAYAT NUR WAHID BANTAH WAHABI

Jumat, 01 Mei 2009

 

Hidayat Nur Wahid, Ketua MPR, mantan Ketua Umum PKS menyatakan : "Saya dan PKS bukan Wahabi". Peryataan ini disampaiikan usai melantik anggota MPR Pengganti Antar Waktu (PAW) di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/4/2009). Dia melanjutkan, Sangatlah tidak logis jika dirinya dicap sebagai antek Wahabi. "Saya pendiri partai politik dan mantan ketua partai. Dari situ saja isu itu fitnah yang mengada-ada," sambungnya. Gerakan Wahabi adalah gerakan yang berkembang di Timur Tengah. Gerakan ini salah satu ciri khasnya adalah membid'ah kan dan mengharamkan partai politik. Begitu pemberitaan di Detik Pemilu, Rabu, 29/4/09. Benarkah Wahhabi seperti itu ? Mengapa Hidayat Nur Wahid dan PKS ketakutan dianggap sebagai Wahabbi ? Siapa (Apa) sebenarnya Wahhabi ?

Kebangkitan Wahabi Sudah Diramalkan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW. Bersabda: Allahumma bârik lanâ fî syâminâ wa fî yamaninâ, qôlû: wa fî najdinâ, qôla: hunâka al-zilâzalu wa al-fitanu wa bihâ yathlu’u qornu asy-syaithâni. Artinya: “Ya Allah, berkatilah Syam dan Yaman kami. Para Shahabat berkata: dan demikian juga Nejd kami. Rasulullah SAW. bersabda: “(Nejd, tidak karena) di sana akan muncul kegoncangan-gegoncangan dan fitnah-fitnah (tuduhan-tuduhan, huru hara, bujukan, cobaan) dan di sana pula akan muncul generasi (sekutu, mata pedang, pemimpin, pengikut) syetan (teroris).” (H.R. Bukhari, Ahmad dan Nasai dari Ibnu Umar ra., Kanzul Ummal, 1989, jil. 12, hal. 300, hadits no. 35118).
”Ramalan” Rasulullah SAW. Pada hadis di atas telah sempurna ketika munculnya Wahabiyah (Wahabisme) yang dimulai dari Uyainah di wilayah Nejd. Wahabiyah, adalah gerakan sosial-politik berdasarkan hukum Islam menurut alam pikiran pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Nejdi (1703-1787/1115-1201 H.
Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Nejdi dalam dakwah-dakwahnya yang sangat radikal, keras, kaku dan tanpa kompromi khususnya terhadap apa yang mereka anggap sebagai bid’ah dan khurafat mendapat perlawanan sengit bukan hanya dari kelompok Ahlussunnah, Kaum Shufi, Thariqat dan Syi’ah akan tetapi dari saudara kandungnya sendiri, Sulaiman, dan sepupunya Abdullah bin Hussein yang mengakibatkan pertumpahan darah antara suku-suku di Yamamah (tanah kelahiran Musailamah Al-kadz-dzab).
Pada periode pertama gerakan Muhammad bin Abdul Wahhab mendapat dukungan penuh dari penguasa Dariyah, Muhammad bin Sa’ud dan para penerusnya yang terlibat peperangan dengan Syekh Riyad, Dahham bin Dawwas (1747 M) selama 28 tahun. Kemudian persekutuan Wahabiyah-Ibnu Sa’ud menyerang dan menaklukkan Riyadh, seluruh wilayah Nejd, Karbala (kota suci Syi’ah di Irak), Madinah, Makkah dan Jeddah. Pada tahun 1811 M. Imperium Wahabi telah terbentang dari Aleppo di utara ke Lautan Hindia, dari Teluk Persia di front Irak sampai ke Laut Merah di barat.
Imperium dan ekspansi Wahabiyah-Ibnu Sa’ud periode pertama telah menyebabkan kerugian tak terhingga atas jiwa, harta dan situs-situs budaya kaum muslimin dan baru berakhir setelah Dariyah, pusat gerakan Wahabi diduduki pasukan Ibrahim Pasya dari Kekhalifahan Turki Utsmani tahun 1818 M. Penguasa Nejd, Abdullah bin Sa’ud ketika itu ditangkap, dikirim ke Constantinopel dan dihukum penggal di sana.
Periode kedua gerakan Wahabiyah dimulai tahun 1901, setelah Abdul Aziz II bin Abdurrahman didukung ulama-ulama radikal Wahabi dan Kolonial Inggris di Timur Tengah berhasil memasuki Riyad. Selanjutnya Abdul Aziz berhasil menguasai kembali tanah kekuasaan kakeknya, Nejd pada 1921, Hail, Makkah pada 1924, Madinah dan Jeddah pada 1925. Kekuasaan Wahabi dan Ibnu Sa’ud berlangsung sampai sekarang dengan dukungan Amerika, Inggris dan sekutu-sekutu mereka.
Umat Islam perlu mewaspadai politik adu domba antar umat Islam yang mungkin dimaikan oleh Israel melalui Rabithah Alam Islami, karena organisasi ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan penguasa Saudi Arabia yang sudah berada di dalam kendali Amerika Serikat dan Inggris sedangkan Amerika dan Inggris keduanya tunduk kepada Israel. Sejarah mencatat bagaimana perpecahan umat Islam telah terjadi akibat pemahaman yang sempit dan kaku tentang beberapa ayat Alquran dan Hadits yang menyebabkan munculnya budaya saling mencap sesat dan kafir, dimana pada gilirannya akan membuat energi umat Islam terkuras dengan kedua hal tadi, sedangkan Israel dengan dukungan politik dan finansial sekutunya akan lebih memperkuat cengkramannya atas Palestina.

Apakah Hidayat Nur Wahid dan PKS Wahabi?
Secara aqidah dan syari’ah, Wahabi tidak pernah mengharamkan politik karena Wahabi dalam realitasnya yang sekarang dapat dibagi kepada beberapa kelompok, yaitu:
1. Wahabi Sa’udi : Adalah kelompok pengikut Muhamad Bin Abdul Wahab yang menjadi pendukung Dinasti Sa’ud di Saudi Arabia. Wahabi ini berperan penting untuk mengamankan kedudukan Raja (Sistem Kerajaan) di Saudi Arabia. Kelompok ini giat memberikan bantun keuangan kepada kelompok-kelompok Wahabi di luar negeri untuk menyebarkan ajaran Wahabiyah melalui isu memberantas pemurtadan (Kristenisasi), aliran yang dianggap sesat oleh pola pikir mereka, bid’ah versi wahabi dan lain-lain. Kelompok Wahabi Sa’udi ini sangat logis tidak menyenangi politik atau bisa juga meng-”Haram”-kan politik demi menjaga keharmonisan mereka dengan penguasa Saudi Arabia. Jadi, yang benar adalah bahwa para pengikut Wahabi Sa’udi tidak mau mendirikan partai politik yang akan menjadi oposisi bagi penguasa Ibnu Saud karena mereka berhutang budi kepada pemerintahan dan dinasti tersebut. Adapun melaksanakan dan berpolitik yang mendukung Rezim Sa’udi adalah HALAL bagi mereka. Demikian juga Wahabi di luar Sa’udi biasanya sangat menggandrungi politik, dengan dalil Amal Ma’ruf Nahi Munkar. Adakah para pengikut Wahabi di partai politik seperti PKS, PBB, dan PPP?
2. Wahabi Mishri : Kelompok Wahabi yang menjadi pengikut Sayyid Quthub dengan Ikhwanul Musliminnya. Kelompok ini menjadi ”musuh bebuyutan” Pemerintah Mesir pada khususnya.
3. Wahabi Palestin: Adalah para pengikut Syaikh Taqiudddin An-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir. Kelompok wahabi yang muncul di Palestina ini secara resmi ”mengharamkan” demokrasi, tetapi secara tidak resmi (tidak mengatas namakan Hizbut Tahrir) para pengikutnya sangat aktif bergerak di bidang politik melalui partai politik yang mereka anggap berasaskan Islam guna membackup cita-cita pendirian Khilafah atau Negara Islam. Sebaiknya diadakan penelitian untuk membuktikan ada atau tidak adanya tokoh/pengikut Hizbut Tahrir Indonesia yang menjadi anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
4. Wahabi Afghani : Kelompok wahabi yang sangat radikal, termasuk di dalamnya Thaliban, Jamaah Islamiyah, Al-Qaeda dan organisasi sejenisnya yang tersebar seperti di Irak, Afghanistan, Pakistan (Jamaat’i Islami bentukan Abul ’Ala Maududi), Philipina dan Indonesia.
Walhasil, Wahabi atau bukan Wahabinya Hidayat Nur Wahid dan PKS itu sebenarnya dapat kita lihat dari adanya dilalah (indikasi) gerakan-gerakan mereka dan buku-buku yang mereka tulis yang mengarah ke sana. Akan tetapi kita tidak perlu mendesak siappun untuk mengakui kewahabiannya. Yang penting bangsa Indonesia jangan sampai melilih siapapun orang dan dari golongan apa pun yang menyenangi permusuhan antar maupun intern umat beragama, membesar-besarkan perbedaan pemikiran (tafsiran) keagamaan dan yang senang memprovokasi umat untuk bertindak anarkis atas nama agama.
Di antara kebiasaan buruk sebagian para da’i (muballigh) Wahabi dalam berda’wah adalah menjelek-jelekan kelompok lain yang berseberangan, mencaci maki, memprovokasi umat untuk berbuat anarkis atas nama agama, menganggap sesat bahkan kafir lawan, dan menghalalkan terorisme atas nama agama. Mengenai cara pidato mereka, Rasulullah Saw. telah diberitahu Jibril dalam perjalanan spiritual beliau (Mi’raj) sebagai berikut: ”....SELANJUTNYA RASULULLAH MELIHAT LAGI SUATU KAUM YANG MENGGUNTING-GUNTING BIBIR MEREKA DENGAN GUNTING DARI NERAKA. BILA BIBIR ITU TERGUNTING, KEMUDIAN KEMBALI LAGI SEPERTI BIASA BERULANG KALI. JIBRIL BERKATA : ”MEREKA ITU PARA KHATIB/JURU PIDATO YANG SUKA MENIMBULKAN FITNAH (KERUSUHAN)...”
Wa aakhiru da’wanaa ’anilhamdulillahi rabbil ’alamiin.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bunarkan Ahmadiyya