FIQIH DAN TEOLOGI TERORISME KONTEMPORER

Rabu, 05 Maret 2008

 


Oleh: Almukarram Abu Jihad

Terorisme (irhābiyyah) menjadi momok yang sangat menakutkan pasca serangan WTC 11 September 2001 yang lalu, kalau kita perhatikan sejarah Islam klasik (tempo dulu) kelompok ini sangat identik dengan sekte Khawarij. Di Indonesia, di era reformasi ini gerakan Islam radikal yang dikembangkan oleh DI/TII, Ikhwanul Muslimin (IM), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majlis Mujahidin Indonesia (MMI) dan organisasi-organisasi masa pendukung mereka tumbuh bagai cendawan di musim penghujan. Penulis berasumsi bahwa organisasi-organisasi Islam radikal semacam ini akan menjadi lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya para teroris (irhābiyyūn) dan terorisme di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Lukman bin Muhammad Ba’abduh, penulis buku Mereka Adalah Teroris yang isinya mencaunter buku Imam Samudera “Aku Melawan Teroris”. Sebuah tinjauan syari’at sekaligus bantahan syar’i terhadap buku Imam Samudera, menetapkan bahwa DI/TII, Hizbu Tahrir (HTI), dan Ikhwanul Muslimin (IM) adalah gerakan dan pemikiran yang sesat yang mengatasnamakan Islam.[1]

Berikut ini adalah ajaran-ajaran fiqh politik, teologi dan identitas terorisme yang dapat mudah kita kenali:

· Ciri-ciri kepribadian mereka:

    1. Sangat panatik kelompok;
    2. Berasal dari kampung/desa;
    3. Berpendidikan rendah;
    4. Berpegang teguh makna lahiriyah (tekstual) soal jihad;
    5. Ketat dalam beribadah;
    6. Terdiri dari pemuda-pemuda;
    7. Sangat berani mati;
    8. Menentang kekuasaan pemerintah yang ada;
    9. Suka membawa Al-Qur’an;
    10. Keras dan beringas;
    11. Kuat solidaritas sesama;
    12. Slogan-slogan keimanan: ”Allahu Akbar”; dan
    13. Fanatisme buta.

· Ciri-ciri pemikiran politik dan teologi mereka:

1. Setiap muslim harus mengikuti cara dan gaya hidup mereka;

2. Harus menghindar dari pemerintah;

3. Khalifah dipilih secara bebas;

4. Khalifah tidak harus Jawa;

5. Khalifah permanen dari kalangan mereka;

6. Orang yang bersekutu dengan AS, Inggeris, Australia adalah kafir;

7. AS, Inggeris, dan Australia adalah kafir yang harus dibasmi;

8. Menentang AS dan sekutunya adalah jihad;

9. Memutarbalikan nash, dan data keagamaan;

10. Manusia bebas melakukan apa saja dalam rangka memerangi AS dan sekutunya;

11. Pemimpin Negara sebelum dan sesudah masa kini batil;

12. Pemimpin Negara haruslah Khalifah bukan Presiden; dan

13. Demontrasi, penculikan, intimidasi, anarkisme, peledakan, dan teror fisik dan pemikiran.[2]

Semoga dengan mengenal ciri-ciri kelompok irhabiyyah secara utuh seperti tersebut di atas umat Islam akan mampu membentengi diri dan generasi muda Islam dari virus-virus terorisme yang sangat berbahaya. Umat Islam harus yakin bahwa kemenangan Islam pada era akhir zaman ini hanya akan mungkin dicapai apabila Islam dengan segala asfek keindahan dan keluhuran nilai ajaran yang dibawanya diperjuangkan melalui budaya cinta kasih, demokratis, tanpa paksaan dan kekerasan sesuai dengan isyarat Yang Mulia Rasulullah SAW. tentang kedatangan Al-Masih Isa ibn Maryam atau yang terkenal dengan Al-Masih Al-Mau’ud yang diterangkan dalam hadits-hadits Nabi SAW. secara mutawatiri. Kenapa Yang Mulia Rasulullah SAW. tidak menyebut orang yang dijanjikan oleh beliau akan memenangkan Islam di akhir zaman ini sebagai Musa atau Daud? Ini semua adalah isyarat ilahiyah bahwa Islam periode akhir zaman ini akan diunggulkan kembali bukan melalui gerakan Islam politik atau kekuasaan teritorial. Allah Ta’ala akan membuktikan bahwa tanpa melalui peperangan atau kekuasaan politik sekalipun, Islam akan tetap unggul dan dapat menguasai Timur dan Barat.

Ajaran terorisme sama sekali bukan ajaran Islam, tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. dan sangat menodai wajah Islam sebagai agama yang Rahmatan lil’alamin. Pada akhir zaman ini Allah Ta’ala telah menakdirkan Jemaat Ahmadiyah Internasional sebagai pengemban amanat Allah Ta’ala dan Rasul-Nya untuk memenangkan Islam secara damai, mempesona, terhormat dan mulia. AHMADIYAH ADALAH ”POHON” YANG DITANAM ALLAH, DIJAGA DAN DIPELIHARA OLEH-NYA. WALAUPUN SEGENAP PENGHUNI DUNIA MEMUSUHI DAN BERUSAHA MENCABUT POHON INI, POHON INI AKAN TETAP KOKOH DAN LESTARI SAMPAI DUNIA INI BERAKHIR. Insya Allah Ta’ala.



[1] Bahtiar Effendy, Prof.Dr dan Soetrisno Hadi, Agama & Radikalisme Di Indonesia, Nuqtah, Jakarta, 2007, hal.319. Lebih lanjut merujuk Lukman bin Muhammad Ba’abduh, Mereka Adalah Teroris: Bantahan Buku Aku Melawan Teroris, Sebuah Tinjauan Syari’at, Pustaka Qaulan Sadida, Malang, 2005, hal. 67-71.

[2] Lihat, Agama & Radikalisme Di Indonesia, hal. 320-321.

2 komentar:

Rijalul Ghaib mengatakan...

Mantap juga uraian dari Almukarom Abu Jihad. Merupakan pencerahan dalam kebingungan akhir-akhir ini. Masih banyak yang berpahaman bahwa kemenangan dan kebangkitan Islam sekarang adalah melalui politik dan kekuasaan. Dengan uraian Almukarom, paling sedikit ada bahan pembanding yang perlu dipertimbangkan dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Mungkin saja apa yang diuraikan Almukarom itu yang akan berlaku.

Cahaya Biru mengatakan...

Assalam Mu’alaikum Wr Wb

Salam Kenal. saya senang mengkaji fiqih siyasah, dan mencoba mengsinkronisasikan teori ushul-fiqih dengan studi Analisis Kebijakan. Mungkin, kita bisa bertukar gagasan dan idea tentang pengembangan teori ushul, fiqih siyasah, politik, kebijakan publik, dan lain-lain.

salam ukhuwah