SURAT TERBUKA BUAT ALI GHUFRON DKK

Minggu, 06 April 2008

 

Assalamu ‘alaikum.
Surat kabar Republika, edisi hari ini (Senin), 7 April 2008, halaman 7 memuat artikel antum (Ali Ghufron) dengan judul Bantahan Terhadap Artikel Dr. Syafii Maarif. Dalam pojok akhir artikel antum menulis: “Nasihat saya, sebaiknya mulai sekarang menumpukan perhatian untuk mengoreksi diri, dan mengurangkan kesibukan mengoreksi orang lain, serta menghentikan sama sekali kegemaran mengoreksi ayat-ayat Allah dan syari’at-Nya”.
Menurut ana, kata-kata “sebaiknya mulai sekarang menumpukan perhatian untuk mengoreksi diri, dan mengurangkan kesibukan mengoreksi orang lain”, Sebelum buat orang lain seperti Dr. Syafii Maarif sebenarnya nasihat itu lebih cocok buat diri antum dan kawan-kawan antum dari Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah. Tidaklah antum tahu bahwa ngebom dan membunuh orang secara sadis melalui aksi terorisme adalah pekerjaan dajjal (syaitan), sedangkan mengoreksi orang lain yang sesuai dengan akhlakul karimah adalah pekerjaan para Nabi dan para pengikutnya. Bukankah Nabi Muhammad SAW. sendiri diantaranya bertugas sebagai korektor atas aqidah-aqidah dan terorisme jahiliyah?
Adapun kata-kata: “serta menghentikan sama sekali kegemaran mengoreksi ayat-ayat Allah dan syari’at-Nya”. Saya tidak percaya seorang Dr. Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah akan melakukan koreksi terhadap ayat-ayat Allah ataupun Syari’at-Nya. Memangnya ada Ayat-ayat Allah atau Syari’at Allah yang salah? Menurut saya, sebagai mantan pengikut Islam Radikal yang sudah bertobat sejak 20 tahun yang lalu, yang salah itu bukan Ayat-ayat Allah ataupun Syari’atnya, akan tetapi cara antum berfikir dan melaksanakan manjah dakwah. Maaf, antum berfikiran sangat kerdil, fiqhiyyah (dokriner), dan tekstual terhadap Atar-ayat Allah dan Syari’at-Nya. Cara berfikir dan beraqidah begini adalah cara-cara Khawarij yang terkutuk itu. Ingatlah bahwa cara secara efektif akan dapat merusak citra Islam dan ummatnya sebagai agama dan ummat yang cinta damai dan memberi kedamaian.
Kepada saudara Ali Ghufron dan kawan-kawan saya sarankan untuk memperhatikan nubuwwat dan peringatan ghaib Allah dan Rasul-Nya berikut, Allah berfirman: "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci." Ibnu Jarir menyebutkan bahwa (kemenangan Islam II itu) akan terjadi 'inda nuzūli 'Isa Ibni Maryām (Ketika turun Isa Ibnu Maryam). Abu Hurairah ra. berkata: Khurūju 'Isa Ibnu Maryām (Ketika keluarnya Isa Ibnu Maryam). (Tafsir Jāmi'ul Bayān, Darul Fikr, Beirut, 1995, jilid 14, halaman 112.)
Adakah dalam ayat ini mengisyatkan kemengan dan kejayaan Islam akan melalui terorisme, Al-Qaeda ataupun Jamaah Islamiyah? Bahkan sebailknya, kemenangan dan kejayaan Islam II di akhir zaman ini akan terjadi melalui ajaran cinta kasih dan keindahan Islam sesuai dengan sifat jamali nama Ahmad dari salah satu nama Rasulullah SAW. Bukankah hadits mutawatir maknawi tentang turunnya Isa Ibnu Maryam yang melibatkan 32 sahabat ra. itu sebagai bukti yang kuat bahwa secara isti’arah Islam akan dijadikan menang dan jaya kembali melalui ajaran cinta kasih Rasulullah SAW. Melalui Al-Masih Al-Mau’ud? Di mana ada Firman Allah yang menyebutkan bahwa Islam akan berjaya dengan terorisme?
Selanjutnya antum perhatikan firman Allah berikut: "Dan (juga Rasulullah SAW.) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.". Imam Bukhari meriwayatkan, dari Abi Hurairah ra. beliau berkata: "Kami sedang duduk bersama Nabi SAW. ketika itu Surah al-Jumu'ah diturunkan atasnya; wa ākharīna minhum lammā yalhaqū bihim, beliau bertanya, aku bertanya: "Siapakah mereka itu Wahai Rasulullah!" Rasul tidak menjawab sampai ditanya tiga kali, bersama kami ketika itu ada Salman al-Farsi. Kemudian Rasulullah SAW. meletakkan tangannya di atas tubuh Salman seraya berkata: "Seandainya iman sudah terbang ke bintang Tsurayya, iman itu akan diambilnya kembali oleh beberapa laki-laki atau seorang laki-laki dari mereka (keturunan Farsi)" (Abu Abdillah bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, Darul Fikr, 2005, jilid 3, halaman 63, bab Tafsir Sūratil Jumu'ah. )
Walhasil, perlu Ali Ghurfon dan kawan-kawan ketahui bahwa kemenangan Islam II akan terjadi bukan melalui jalan perang terlebih-lebih terorisme, kemenangan Islam kedua melalui dakwah bil baraahin (argumentasi kuat dan rasional) dan dakwah bil haal (amal nyata dan aksi-aksi sosial dan kemanusiaan) yang telah dipelopori oleh Mirza Ghulam Ahmad as. seorang ketutunan Farsi, keturunan Sayyidatina Fatimah ra. dan orang yang telah dijanjikan kedatangannya oleh Yang Mulia Rasulullah SAW. Kedua manhaj dakwah beliau ini sedang dan telah dikerjakan oleh Jemaat Ahmadiyah Internasional di bawah Khilafah Ahmadiyah. Insya Allah, Ahmadiyah hanya membutuhkan waktu 3 abad saja untuk menaklukkan Erofah, Amerika, Asia, Afrika, Australia dan negeri-negeri lain di dunia. Satu abad telah berlalu, pengkhidmatan Ahmadiyah terhadap Islam dengan cepat terus berlanjut, tanpa ada satu bangsa atau kelompok manusia manapun yang mampu menggagalkan dan menghentikannya. Kini, Jemaat Ahmadiyah Internasional telah mempunyai pengikut lebih dari 200 juta-an dan tersebar di lebih dari 216 negara.
Bilakhir, saya do’akan semoga anda dan teman teman anda segera bertobat dan mendapat hidayah Allah untuk kembali kepada Islam yang Rahmatan lil’alamin. Katakanlah bahwa jalan terorisme yang antum tempuh adalah jalan keliru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam. Saya khawatir bahwa khabar ghaib Rasulullah SAW. berikut ini berkenaan dengan aksi terorisme antum dan kawan-kawan: ”Akan datang atas manusia suatu zaman, ketika itu tidaklah menyisa dari Al-Qur’an melainkan tinggal tulisannya saja, tidak menyisa juga dari Islam melainkan tinggal namanya saja, orang-orang (dengan semangat fanatisme dan emosi) mereka menamai (segala sesuatu atau organisasi mereka) dengan nama Islam (yatasammûna bihi), padahal mereka itu orang-orang yang paling jauh dari Islam (ab’adunnāsi minhu), mesjid-mesjid mereka melimpah (dengan jamaah) padahal (pada hakikatnya) mesjid-mesjid itu bobrok dari petunjuk, fuqahā (ahli-ahli fiqih) pada zaman itu sejahat-jahat fuqaha di kolong langit, dari mereka muncul huru hara (fitnah), dan kepada mereka pula (akibat) huru hara itu akan kembali”. (H. R. Hakim dalam tarikhnya dari Ibnu Umar, dan Riwayat Ad-Dailami dari Mu’adz. Kanz ‘al-‘Ummāl, jilid XI, hadits no 31135)
Rasulullah SAW. bersabda: “Hampir-hampir datang atas manusia suatu zaman, ketika itu tidaklah menyisa dari Islam melainkan tinggal namanya saja, demikian juga dari Al-Qur’an tidak menyisa melainkan tinggal tulisannya saja, mesjid-mesjid mereka melimpah (dengan jamaah) padahal (pada hakikatnya) mesjid-mesjid itu bobrok dari petunjuk, ulama-ulama mereka (’ulamā uhum) sejahat-jahat ulama di kolong langit, dari mereka akan muncul huru hara (fitnah), dan kepada mereka pula huru hara itu akan kembali”. (H.R. Baihaqi dan Ibnu Adi dari Ali ra. Kanz ‘al-‘Ummāl, jilid XI, hadits no 31136)
Ingat!, munculnya film “Fitna” Geert Wilders akhir Maret 2008 ini sangat terilhami oleh perilaku dan manhaj dakwah antum dan teman-teman dari ”Gerakan Terorisme Internasional”. Sekali lagi, bertobatlah sebelum ajal menjemput!

Bumi Pasundan, 07 April 2008.
Wassalam,
Almuftaqir ilallah:

Ki Waras Jagat Pakuan

1 komentar:

Deden mengatakan...

wallah...geuning manteb pisan blog aki teh nya... hehe
ku abah di link kadieunya!